Rabu, 18 Januari 2012

Untitled

Pagi dunia :)

Nganggur nih dirumah
Mau ngapa-ngapain , tapi bingung juga sih mau ngapain , lagian kalo mau ngapa-ngapain mau ngapain coba ?
daripada bingung mau ngapa-ngapain mending gak ngapa-ngapain kan ?

Ngeksis diblog , ngeksis difacebook , play winamp : Adele ~ Someone Like You , wes pokok e laptop diumek ae gak onok marine
Sampe akhire nemu sesuatu
Nahlo sesuatu apaan tuh ??







DesemberDuaribusepuluh
Bukan aku mengingatmu
Atau mengistimekan mu seperti dulu
Cerita yang cukup berdebu
Tanpa sepengetahuanmu

Kurangkai kata
Dengan ulasan cinta
Dan tak bernada 

Coba baca
Kisah klasik kita
Dimasa SMA




 Untitled


Harusnya kau disini, seperti yang lalu-lalu. Nikmati mega, yang tiap senja kita nanti. Saat burung camar yang berpasang-pasangan terbang bebas, lepas, tanpa batas. Saat itu pula kita bercumbu tiada henti. Bersama, berdua, merasakan semilir angin yang terlalu sering menyibak uraian rambutku. Dan tak sengaja mengena diwajahmu. Sontak kau mencubit pipiku. Lalu membalasnya dengan seulas senyum dan mencium bagian hidungmu yang amat unik.

Harusnya kau disini, seperti yang lalu-lalu. Nyanyikan senandung rindu hingga mentari perlahan menghilang dipenghujung pantai ini. Kau genggam tanganku erat ,erat sekali. Seolah takkan pernah satu halpun menjadi pemisah,bahkan gelombang laut dihadapan kita takkan mampu. Sekuat itu cinta kita, seyakin itu harapan kita.

Syal ungu yang ku kenakan beterbangan. Hembusan angin semakin kencang saja .Buru-buru tubuh kekarmu merapat, ,lalu memelukku dari arah berlawanan wajahku. Seketika tercium campuran peluh dan Bellagio hijau ,khas bau tubuhmu. Inilah yang selalu ku rindu, saat mata tak lagi bisa pandangi dirimu. Hangat, hilang segala penat. Ku sandarkan raga ini pada dadamu. Aliran darahmumu kurasa, hembus nafasmu kurasa bahkan ketika detak jantungmu semakin cepat. Andai dunia berpihak padaku. Tuhan ,hentikan waktu saat aku bersamanya. Kuingin membeku dalam keabadian. Kuingin hanya ada ketenangan. Wahai Tuhanku dengarkan aku untuk kali ini saja. Kuterawang nan jauh disana, berharap Tuhan mendengar lalu mengabulkan.

Kemilau emas berganti dengan remang cahaya rembulan. Amat mempesona kala cahyanya terpantul dan membaur dengan riak air laut. Kini langit berubah gelap, perlahan tak terkecuali laut dihadapan kami. Kita terdiam, tak satu katapun terucap. Tak juga menanti bintang yang selalu terlihat disebelah barat. Yuar. Yah, Yuar selalu hadir dimanapun dan dalam kondisi apapun. Bahkan ketika langit tak berpihak pada kita.

Harusnya kau disini, seperti yang lalu-lalu. Temaniku dalam sepi. Mendampingiku yang tertatih. Sesetia mentari menanti rembulan. Sesetia mega mengiringi senja. Sesetia Yuar menepati janji kita. Tak lelah, tak letih.

 “Selamanya yang ku ingin hanya bersamamu,sayang” itu katamu dulu. Yah dulu, sebelum kau kenal dia. Sebelum orang tuamu mengenal ku lebih dalam. Sebelum kasta perlahan memisahkan kita.

(berdiri ditempat ini sepertinya terjadi yang kutakutkan..

tiba waktunya, kau pegang erat ta…..)

‘Makna Cinta”nya Acha.S berdering keras. Membuyarkan lamunanku, kusambar handphone didalam tas.



1 pesan masuk

Dari : Baba 
10 Agustus 2010 2010
Kita tak satu



Singkat. Namun penuh makna yang tersirat . Ku terpaku,terperanjak kaget membaca pesan singkat darimu. Ku terpaku, seolah tak tahu menahu. Ku diam, entah apa yang ada di pikiranku. Ku diam, mencoba mencerna kalimat itu. Tanpa sadar mataku tak tahan membendung genangan air diujung mata yang akhirnya menetes dipipi.

Lekas ku beranjak dari tempai ini. Langit sangat pekat, mendung tebal teramat . Mungkin setelah ini akan turun hujan. Kerumahmu. Ku tempuh dengan kecepatan 90km/jam. Ku tatap langit lagi. Hujan.

Berkecamuk. Antara kalbu dan otak, tak padu. 



12Desenber2010



fidget


Tidak ada komentar:

Posting Komentar