Teruntuk engkau
Sumber hidupku
Bahagiaku , semangatku
Ibu , sosokmu membuat ku begitu salut
Kau memang kuat, kau tak pernah takut
Keberanian mu seolah menantang maut
Kau pertaruhkan nyawa seorang diri
Darah mengalir perlahan kala kau mengejan tuk membuat ku melihat dunia fana ini
Ku tak bisa membayangkan betapa sakitnya , betapa perihnya , betapa ngilunya tubuhmu memperjuangkan seonggok daging titipan Ilahi
Senyummu mengembang ,bersama peluh yang menetes di dahi
Kala kau melihatku yang begitu polos nan suci
Tanpa noda
Tanpa dosa
Ibu..
Ibu..
Wahai ibu
Dengan apa ku balas tenaga-tenaga mu yang terkuras tuk merawatku tiap detik dalam hidupku
Dengan apa ku bayar malam-malam mu yang tersita hanya tuk menimangku
Maaf...maaf ...maaf
Hanya kata maaf yang dapat ku lontarkan tuk tebus kesalahan yang tak sengaja membuat mu meneteskan bulir - bulir kesedihan
Maaf...maaf...maaf
Hanya kata maaf yang dapat ku utarakan karena ku tak mampu menjadi buah hati yang membanggakan
Maaf...maaf...maaf
Hanya kata maaf yang dapat ku ungkapan sebagai lambang penyesalan
dan hanya kata maaf yang dapat dipersembahkan oleh gadis kecilmu yang kini beranjak dewasa yang kan meraih tujuan hidup bersama doa - doa yang tiap malam kau elukan dalam sujud pengharapan
Ingin ku mendekapmu
Ingin ku memeluk erat tubuhmu
Menangis di pangkuanmu
Menumpahkan segala problematika yang membebani jalan hidupku
Hingga ku terlelap bagai masa kecil dulu
# Ibuku sayang
Dari gadismu yang merasa gamang
Ijinkan aku memelukmu malam nanti
Ijinkan wajahmu kupandangi
Banyakkah kerutan itu di dahi ?
Banyakkah dikepalamu rambut putih ?
Aku yakin bu, itu adalah saksi
Saksi masa apapun yang terlewati
Ibu , kalaupun ada yang bisa mengulang
bagian kisah kita yang usang
Pada waktu ku berhutang :')
Sumber hidupku
Bahagiaku , semangatku
Ibu , sosokmu membuat ku begitu salut
Kau memang kuat, kau tak pernah takut
Keberanian mu seolah menantang maut
Kau pertaruhkan nyawa seorang diri
Darah mengalir perlahan kala kau mengejan tuk membuat ku melihat dunia fana ini
Ku tak bisa membayangkan betapa sakitnya , betapa perihnya , betapa ngilunya tubuhmu memperjuangkan seonggok daging titipan Ilahi
Senyummu mengembang ,bersama peluh yang menetes di dahi
Kala kau melihatku yang begitu polos nan suci
Tanpa noda
Tanpa dosa
Ibu..
Ibu..
Wahai ibu
Dengan apa ku balas tenaga-tenaga mu yang terkuras tuk merawatku tiap detik dalam hidupku
Dengan apa ku bayar malam-malam mu yang tersita hanya tuk menimangku
Maaf...maaf ...maaf
Hanya kata maaf yang dapat ku lontarkan tuk tebus kesalahan yang tak sengaja membuat mu meneteskan bulir - bulir kesedihan
Maaf...maaf...maaf
Hanya kata maaf yang dapat ku utarakan karena ku tak mampu menjadi buah hati yang membanggakan
Maaf...maaf...maaf
Hanya kata maaf yang dapat ku ungkapan sebagai lambang penyesalan
dan hanya kata maaf yang dapat dipersembahkan oleh gadis kecilmu yang kini beranjak dewasa yang kan meraih tujuan hidup bersama doa - doa yang tiap malam kau elukan dalam sujud pengharapan
Ingin ku mendekapmu
Ingin ku memeluk erat tubuhmu
Menangis di pangkuanmu
Menumpahkan segala problematika yang membebani jalan hidupku
Hingga ku terlelap bagai masa kecil dulu
# Ibuku sayang
Dari gadismu yang merasa gamang
Ijinkan aku memelukmu malam nanti
Ijinkan wajahmu kupandangi
Banyakkah kerutan itu di dahi ?
Banyakkah dikepalamu rambut putih ?
Aku yakin bu, itu adalah saksi
Saksi masa apapun yang terlewati
Ibu , kalaupun ada yang bisa mengulang
bagian kisah kita yang usang
Pada waktu ku berhutang :')
fidget
Tidak ada komentar:
Posting Komentar