Kamis, 31 Mei 2012

Mencatat Kenangan

Aku masih ingat semuanya.
Atas pertemuan kita.
Obrolan kita.
Saat kita saling berbagi tentang kehidupan kita.

Setelah itu kau pergi.
Meninggalkan aku hingga aku tak punya lagi teman bercerita.
Jujur saja, setelah itu aku selalu merapalkan namamu dalam doa-doaku agar Tuhan berkenan mempertemukan kita lagi.
Namun Tuhan ternyata tak mengabulkan doaku itu.
Hingga kini, kita tak pernah lagi bertemu.
Aku kecewa.

Sejak itu, aku putuskan untuk membuat tempat tersendiri di hatiku.
Tempat yang kukhususkan hanya untuk dirimu.
Dalam imajinasiku yang kurangkai sendiri.
Aku bisa begitu lama berdiam disana.
Menguncinya rapat-rapat agar tak ada seorangpun yang tau.
Aku hanya ingin mengulang kisah-kisah kita.
Mengenang wajahmu.
Mengenang kata-katamu.
Mengenang pertemuan kita waktu itu.

Sayang, untukmu.
Untuk kita.
Untuk sebuah kenangan yang mungkin suatu saat akan kita buka kembali pada masa yang akan datang.


Aku hanya menuliskannya.
Aku hanya mencatatnya.
Sekedar menceritakan kembali episode-episode kebersamaan kita meski tak sempurna.
Aku hanya mencatat kenangan, mencatat luka, mencatat bimbang, mencatat senyum, mencatat tawa kita, mencatat pagi dengan hawa dinginnya, mencatat siang dengan sinar teriknya dan mencatat malam dengan segala sunyinya.



Sayang, aku hanya mencatat kenangan.

fidget