Sayang, tidakkah kau ingin memilah satu per satu bulir air mataku?
Melihat sebening apa rindu kusembunyikan? Sehening apa luka
kurahasiakan?
Ya begitulah setiap kali aku menangis karena merindumu,
Namun ku usap lekas-lekas air mata
yang menggenang di pelupuk, karena kutakut ia akan menghalangi pandangan
yang mungkin saja tetiba kau berdiri di hadapku
fidget