Siang ini, tiba-tiba aku teringat tentang sepotong kata dan sekedar
tanya.
Sepotong kata dan sekedar tanya yang dulu sempat kita ucapkan.
Baik darimu pada aku ataupun sebaliknya.
Sepotong kata dan sekedar
tanya yang bagi orang lain tak ada artinya apa-apa kala menyebutkannya
kecuali bagi kita.
Uumm… tapi itu dulu, dulu sekali saat kita masih
bersama dan sering bercakap.
Sepotong kata dan sekedar tanya kadang
bisa dengan tiba-tiba terucap dalam percakapan kita.
Dan tanpa kita sadari
terkadang kembali hadir dalam ingatan jauh-jauh hari setelahnya.
Tentu kamu
ingat, sayang, dengan sepotong kata yang pernah aku ucapkan ini, – roti bakar dan sebotol lemon tea buatanmu – atau , –aku ingin menjadi milikmu selamanya–
atau mungkin sepotong tanya ini, –having a baby with me?–
Bisakah
kamu rasakan, sayang, saat ada yang bergetar halus dalam dada saat aku
mengatakan potongan-potongan kata itu?
Sungguh, mereka punya arti tersendiri
bagiku.
Dan kamu tau, getaran itu rasanya akan berkali-kali lipat lebih kuat
jika potongan-potongan kata yang melintas dipikiranku itu adalah potongan-potongan
kata dan sekedar tanya yang kamu ucapkan padaku.
Seperti ketika potongan kata yang sempat kamu ucapkan padaku kala aku hilang selera makan karena sakit misalnya, –makanlah, sayang…
untuk aku– atau yang ini, sepotong kata yang kamu ucapkan padaku ketika saya selalu menyisakan nasi di piringku, –kau
membuang-buang rejeki, sayang–
Potongan kata yang mungkin selamanya kamu
tak akan pernah tau jika kedua kata itu mampu membuatku menghabiskan
sepiring nasi soto siang ini sambil berlinangan air mata.
Atau kamu bisa
lihat keajaiban sekedar tanya ini, –pakai baju apa hari ini, sayang?–
yang kemudian menerbitkan keinginanku untuk berpakaian rapi ke mana
pun aku pergi.
Begitulah, sayang…. ketika sepotong kata dan sekedar tanya itu
kemudian kembali dalam ingatanku seperti sekarang,
sering kali
perasaanku tiba-tiba tersentuh kemudian air mata meruap begitu saja.
Terasa sekali ada cinta disana, pada tiap-tiap sepotong kata dan sekedar
tanya itu.
Kini,aku seperti punya kegemaran baru.
Mencari sepotong kata dan
sekedar tanya yang pernah terucap oleh kita berdua.
Sebab hal itu sangat
menyenangkan tiap kali ku kenang.
Setiap patah kata yang paling
tidak berharga sekalipun waktu itu, namun kali ini terasa begitu
berarti.
Sepotong kata dan sekedar tanya yang akan terngiang-ngiang dalam
kepalaku, menyelusup dalam malam-malam panjang, bahkan mampu menjadi
tembang pengantar tidur yang meneduhkan kelelahan hingga tak sadar aku
jatuh terlelap
fidget