Seperti pagi-pagi sebelumnya , selalu kurayakan kesedihan ini sendiri lewat puisi,
membahasakannya ke dalam tiap-tiap kata untuk kemudian dinikmati sambil ditemani secangkir kopi
Malam tadi saat purnama,
Bisakah kau lihat perempuan yang
bersujud dalam lingkar bulan, sayang?
Itu aku, yang
bersimpuh memintamu datang
Hingga pagipun menghadang
Kau tak kunjung menjelang
fidget