Minggu, 04 Mei 2014

Untukmu, Kamu





"Ada yang menyusup di sela mataku,
Bukan badai, hanya sepucuk sepi yang dihadirkan gerismis

Pagi menjadi neraka yang basah, 
Kenangan manis pun pahit menghakimi terlampau pasrah

Jangan janjikan pelangi, aku tak seberwarna itu.
Cukup hadiahi awan, meski aku lelah dengan hujan" 








"Untukmu,
Aku menuliskan ini untukmu, sebagai balasan yang seharusnya tak perlu kau baca
Aku melayangkan ini padamu, sebagai kalimat terakhirku pada ke13 tentang kita


Untukmu,
Jika aku pernah berucap bahwa aku menyukai hujan yang ditemani kopi bersama "Your Guardian Angel", tak ada yang lebih membuatku nyaman saat aku terlibat dalam percakapan kita dalam setiap penghujung malam.

Kehardiranmu begitu cepat, bahkan aku tak menyadarinya, hanya saja aku telah merasakan sekujur tubuhku tak sebeku dulu.
Hatiku yang tak sekaku itu.
Yang tetibanya, hangat dalam sekejap telah memelukku. 


Aku takkan memintamu untuk tetap tinggal bersamaku.
Sudah ku katakan itu berulang kali, bukan?
Kau seharusnya tau beberapa alasan yang telah aku ceritakan pada malam ke 3
Aku takkan menjelaskannya lagi padamu, sebab yang aku tau, kau sangat mengerti tentang aku lebih dari sekedar ceritaku
Aku hanya ingin meyakinkan hatiku, hatimu bahwa ini bukan sekedar kekaguman yang hanya berlaku ketika yang ada cuma sempurna
Bukan itu yang aku cari, Kamu
Mengertilah . . .


Tak pernah sekalipun aku memintamu untuk segera kau tinggalkan.
Sebab aku hafal betul bagaimana rasa setelah perpisahan. Yang menurutmu, perpisahan biasa, dengan banyak orang yang pernah kau kisahkan padaku di pagi ke 7
Bagiku perpisahan adalah waktu yang menyeretku cepat menuju ruang gelap, kedap dan pengap. Aku membenci yang disebut malam tanpa siapapun disitu. 
Jika kau ingin melihatku seperti itu, segeralah pergi jauh.








Untukmu, Kamu
Jangan pernah menanyakan bagaimana dengan hariku, setelah kamu menemaniku menjemput pagi.
Jangan sekalipun menanyakan apa yang ada dalam rasaku, setelah kamu mengajariku melawan sepi.
Jangan lagi menanyakan kapan ada kita di antara aku dan kamu, setelah kamu telah menjadi bagian dari diriku sendiri.


Untukmu, Kamu
Aku menyerahkan hatiku, bukan untuk membuatmu menyerah

Namun, jika memang kesempatan tak memberi ruang, anggap saja secuil hatiku sebagai tanda terima kasihku untuk semua. Untuk pertemuan-pertemuan kita pada tempat biasanya yang akan berujung hampa, untuk percakapan kita yang akan terasa lebih hambar, dan untuk malam yang terlalu malam dan pagi yang terlalu pagi."


Dari aku, gadis biasa yang tak istimewa








fidget








Tidak ada komentar:

Posting Komentar