Senin, 24 Juni 2013

Hidup itu Sementara, Begitu Pula Bahagiamu







" Bagaimana apakah sudah dibukakan pintu??"



"Ku rasa belum"


"Mengapa bisa seperti itu?"

"Mana mungkin, seorang ibu mau menerima wanita menjijikkan seperti itu"

"Hus, jangan berbicara yang kau tak pernah tau sesungguhnya"

"Lihat saja, lihat!
Dia, berbuat baik hanya ingin dilihat oleh orang lain.
Dia, bermuka dua dengan banyak kemunafikan 
Dia, merampas milik orang lain tanpa merasa bersalah 
Dia, menertawakan kesedihan orang lain
Dia.... "


"Cukup! Jangan menilai buruk oranglain
Setiap wanita selalu mempunyai sisi kebaikannya"


"Kebaikan?? Oh Tuhan!!
Dia memang baik, tetapi hanya dengan sesama jenisnya saja"


"...??"


"Sesama orang jahat
Sesama orang licik dan picik
Aku bahkan baru saja menemukan, sesosok makhluk seperti itu
Ini parah, dunia sudah hampir mau kiamat
Bukankah tanda-tandanya adalah seperti menuruti hawa nafsu, orang pendusta dibenarkan, dan orang yang jujur didustakan, orang yang berkhianat dianggap dapat dipercaya, orang yang dapat dipercaya dianggap berkhianat?"


"Aku semakin tak mengerti yang sedang kau bicarakan" 



"Aku berdoa agar Allah senantiasa membakar tubuhnya kelak dengan segala celaka"


"Jangan seperti itu!!"


"Tak ada yang bisa menyadarkan wanita semacam itu.
Pikirannya sudah hampir menjadi batu. Tak punya otak
Dan hatinya? Sepertinya sudah digelapkan
Jadi bagaimana mungkin bisa sadar dengan segala kesalahannya?"


"Wallahu A'lam
Hanya Allah Yang Maha Mengetahui"



"Seandainya wanita itu bahagia, itu hanya sementara
Tak lama lagi akan musnah
Hanya menunggu waktu
Sebab, sumber kebahagiaanya adalah haram baginya"






fidget












Tidak ada komentar:

Posting Komentar